Sunday, September 25, 2011

Might have been? (Day 1)

Day 1

Jadi akhirnya memutuskan untuk mulai nulis blog lagi. Akhir-akhir ini merasa kemampuan menulis makin menyedihkan T_T, jadi mari menulis.

Ada satu hal yang sudah lama ada di otak, belum menemukan waktu yang tepat untuk diceritakan. So here it goes.

Saat ini gw merasa semua sama, datar dan rasanya siklus mengerikan dalam hidup gw mulai datang lagi. Haha. Siklus apa itu? Gw menyebutnya "Might have been" virus. Kira-kira sindromnya ada beberapa tahap.


TAHAP 1:
"Lo itu sahabat terbaik yang bisa gw harapkan."

Apa respon kalian bacanya? Kalo gw, yang mengalaminya (again) sih enek. Serius deh, gmn caranya lo bisa tau itu bukan sebuah excuse yang dipakai supaya mereka gak harus memilih? Enak bgt ya pastinya, kalo yang pernah gw denger, perumpaannya tuh kayak remote AC, kalo panas dicari tapi kalo udah dingin lupa ditaro dimana. Lol.


TAHAP 2:
Pada fase ini, mulai lah dia menceritakan tentang sang wanita idaman.

Setelah berjam-jam lo denger semua kehebatan nih cewe dan obsesi dia ke cewe ini. Otomatis lo jadi penasaran dong? (apa gw doang?). Nah kenalan deh sama si cewe ini, sebagai itung-itung bantuin si sahabat kita ini supaya hubungan percintaannya lancar. Setelah kenal sama si cewe, lo dengan secepat kilat memperlancar hubungan mereka (buah simalakama?) hahaha.

TAHAP 3:
Di tahap ini lo mulai jadi bumper buat hubungan mereka yang lagi salting-saltingnya. Kemana-mana diajak dan di update tentang perasaan mereka. Di masa ini sih biasanya lo masih mereasa fine-fine aja dan seru-seru aja, karena masih ada di depan mata lo nih makhluknya. Padahal, tahap ini merupakan fase yang penting dimana lo seharusnya mempertegas posisi lo.

TAHAP 4:
Perlahan tapi pasti, mundur.

Mereka mulai punya local jokes dan kita mulai tersisihkan secara tidak langsung. So, mulai melangkah mundur daripada gondok.

Yaa.. Next thing you know, mereka jadi happy couple. Haha.

Ever been in one of these situation? Ini sangat menyebalkan, rasanya kyk dimanfaatin.. at first. Tapi makin lama emang keliatan bahwa mereka cocok blablabla. Tapi ini cukup sekali aja deh dirasain. menjadi sebuah pilihan itu sucks dan gak ada yang seharusnya ada di posisi itu.

Jadi waktu posisi ini datang lagi menghampiri gw, gw bingung..

"Am I better off dead
Am I better off a quitter
They say I'm better off now
Than I ever was with her
As they take me to my local down the street
I'm smiling but I'm dying trying not to drag my feet.. - The Script."
 Let it be..

0 comments:

Post a Comment